st I Award Assessment Committee Meeting

Jakarta, 25 April 2011--Malaysia Indonesia Thailand (MIT) menggelar 1st I Award Assessment. Penghargaan ini bertujuan untuk menilai kesiapan negara MIT dalam internasionalisasi kampus.


Perwakilan Indonesia dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Illah Sailah membuka 1st I Award Assessment. “Kami telah mengirim 42 mahasiswa ke Thailand dan 35 mahasiswa ke Malaysia,” ujar Illah. Nantinya, akan lebih banyak lagi mahasiswa yang mengikuti program ini. Dengan penghargaan ini, diharapkan student mobility program akan terus berkembang dan internasionalisasi kampus di ASEAN segera terwujud.

Centre Director Southeast Asian Ministers of Education Organization Regional Centre for Higher Education and Development (SEAMEO RIHED) Sauwakon Ratanawijitrasin yakin penghargaan ini dapat memacu universitas-universitas di ASEAN untuk menerapkan internasionalisasi di kampusnya. “Penghargaan ini diharapkan dapat membantu mahasiswa asing dan meningkatkan kualitas kampus yang menerima mahasiswa asing,” ujar Sauwakon. Nantinya, penghargaan ini tidak hanya mencakup tiga negara saja, tetapi juga Vietnam dan negara ASEAN lainnya.

Dua universitas Indonesia yang dikunjungi tim penilai adalah Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dan Universitas Nasional (UNAS). Pembantu Rektor Bidang Kerja Sama UNJ Soeprijanto mengatakan, “Kampus ini menargetkan 400 mahasiswa internasional pada tahun 2015”. Universitas ini telah mempersiapkan sarana dan prasarana serta informasi yang berguna bagi mahasiswa asing seperti orientasi kampus, bantuan pengurusan dokumen dan informasi tempat tinggal.

Senada dengan semangat UNJ, perwakilan Thailand dari Commission on Higher Education Ministry of Education Piniti Ratananukul yakin pada tahun 2015, Internasionalisasi perguruan tinggi MIT dapat terealisasi. Perwakilan Malaysia dari Universitas Putra Malaysia Zelina Zaiton Ibrahim berpendapat untuk kriteria I Award perlu ditambah agar lebih representatif.

Saat mendapat kunjungan delegasi SEAMEO RIHED, Director Bureau of International Cooperation UNAS Jito Sugardjito mengatakan, “UNAS telah menerima mahasiswa asing sejak tahun 80an, namun biro kerjasama luar negeri baru dibentuk”. Selama ini proses perekrutan mahasiswa asing masih bersifat sporadis dan belum ada standar prosedur yang sama di setiap fakultas. UNAS mengapresiasi masukan dari SEAMEO sebagai bahan pengembangan internasionalisasi kampus.

Selain perwakilan negara MIT, SEAMEO RIHED juga mengundang konsultan pendidikan dari Australian Education Internasional Scott J. Evans. “Saya sangat senang dengan respon universitas-universitas yang kami kunjungi,” ujar Scott.  Menurut Scott, saat ini kerjasama MIT lebih pada mobility belum internasionalisasi kampus. Namun, Scott yakin student mobility akan menjadi cikal bakal internasionalisasi kampus-kampus MIT.


Sumber : dikti.go.id



--------------------------------------------------------------------------------